Jumat, 15 Maret 2013

Sharing Pengalaman

Aku akan tersenyum melihat hidupku yang penuh liku. Indah tidak, jelek pun bukan.

Pernahkah anda mengalami hal-hal yang unik? Yang membuat anda tersenyum bahkan tertawa lebar. beberapa kali  pengalamanku;

  • Saat itu sedang wisata di Nikko, karena menunggu suami yang sedang mengantri tiket masuk, seorang kakek dengan cucunya, menyapa dengan senyum ramah, maaf apakah anda dari Malaysia atau Indonesia, tanyanya. Saya dari Indonesia. Kakek melajut, saya pernah tugas di Indonesia, di  Aceh sebagai team sar, saat tsunami melanda, kurang-lebih 2 bulan. Saya hanya manggut dan tersenyum. Apakah anda study di Jepang, tanyanya lagi. Sebelum saya menjawab, suami menghampiri, oh, anda suaminya, maaf sudah mengganggu, jawab sang kakek. Tidak apa, dengan senang hati berjumpa dengan anda, jawabku. Terima kasih atas kenalannya, anda beruntung menikah dengannya kepada suami, kata sang kakek.
 
  • Sedang asyik jeprat-jepret di Hiroshima memorial dan membaca kisah putri Sadako, lagi-lagi seorang kakek yang fasih bahasa inggris, mengejutkanku dari belakang, hey sis, anda dari Indonesia? sergahnya yang membuatku takut karena penampilannya. Oh, yes, jawabku. I know your presiden, Soekarno, he is very smart and handsome. I love Indonesia, jawabnya. Let me help you take some picture, he said. Oh, okay, jawabku. " Saya mencintaimu ", jawab si kakek, have good day, Indonesia lady. wuss.. meluncur dengan sepatu rodanya. Sayonara, kissbye .. dengan senyum lebarnya, beberapa pejalan kaki, menatap percakapan kami. Suami tersenyum, kamu selalu aja mendapat perhatian orang dan bertemu orang bijak.
 
  • Yang ini lebih lucu, sering sekali saya ini masih terlihat di bawah 25th, bahkan seorang kawan, dalam acara kedutaan, mba atau adik tanyanya? Setelah berbincang, kawan kembali terperengah, saya kira masih 19th loh mba, eh malah sebaliknya, kakak saya, maafkan, katanya. Wajarlah menilai seseorang itu luarnya dulu, jawabku. Kami pun larut dalam perbincangan yang panjang.

  • Lagi-lagi, berjumpa kawan baru dari Pakistan, dengan senyum ramah, Indonesia, tanyanya. Dia begitu ramah, sebelum kami sholat Idul Fitri. I ever stay in Indonesia when my husband has work. And we life in London for another years, kisahnya. " Saya mencintaimu ", her said.

 
  • Ini warning bagi saya sendiri, dan suami sudah berpesan. Suatu hari di pusat perbelanjaan, karena eskalator cukup ramai, kami memilih tangga. Seorang batita, menangis menuruni anak tangga, sang ibu menunggu dibawah. Sang batita menatapku, ku balas senyum, gambare ( ayo berusaha) jawabku. Sontak sang ibu  menghampiri, sumimasen (maafkan). Suami menatapku, jangan kamu bantu atau tersenyum. Bagi orang Jepang, orang asing yang tak di kenalnya itu di anggap menakutkan, bisa-bisa di laporkan ke polisi, karena sudah menganggu. Anak-anak sejak dini, memang sudah di ajarkan, tidak menerima apapun dari orang yang tak di kenalnya, untuk menghindari penculikan.

  • Warning kedua, saat kami sedang lunch di restauran, sambil menunggu pesanan datang. Tepat di sebelah kami. Lagi-lagi sang batita tersenyum ramah, dan berkata; konnichiwa (selamat siang) mendekat dan bermain mata, ku balas senyum kembali. Upps.. suami melirikku, jangan kamu balas lagi, nanti mereka pergi. Dannn .. ternyata benar, mereka move on, segera meninggalkan meja. Orang yang tak di kenalnya di anggap risih, merasa tak nyaman atau terganggu. So, if you have made same situation like a just be done, dont show your kindness, suami menjelaskan.
 --- * ---

Setiap peristiwa memberikan pengalaman baru, pelajaran baru, situasi yang baru, penyesuaian dan beradaptasi dimana kita berpijak. Mereka yang pernah tinggal di Indonesia atau hanya membaca lewat media,  Indonesia di kenal ramah. Bahasa Indonesia, seperti " Saya Mencintaimu " sangat mereka ingat sebagai ciri khas orang Indonesia.
 
My life behins at 40th, Guru terbaik bagiku adalah pengalaman, berusaha menjadi pribadi yang menyenangkan, walaupun ada saja kerikil dan batu sandungan. Bersikap ramah itu indah dan mulia. Mengapa kita harus merusak tubuh dan kebahagiaan diri kita dengan sikap sombong dan ketus?
Bagaimana dengan anda ?
 

2 komentar:

  1. Pengalaman menarik, senang membacanya.
    Kisah warning kedua menarik untuk diketahui.
    Tks for sharing ya Nia.

    BalasHapus
  2. U welcome mom. Pengalaman pertama menginjakkan kaki di negeri sakura beberapa tahun lalu, ibu.

    BalasHapus