Senin, 07 Juni 2010

Bersikap Ramah Itu Indah Dan Mulia

Salah satu kunci kemuliaan akhlak itu adalah menjadi pribadi yang ramah.

Ramah itu Indah

Taukah Anda, siapa orang tersebut? Tak salah lagi, dialah " si ramah". Sosok pribadi yang tampil dengan segala keramahannya dan bersikap santun kepada siapapun. Karena keindahan hakiki itu tidak terletak pada topeng yang kita kenakan, sebagus apa pun aksesoris tubuh kita. Keindahan ini terdapat pada isinya. Pada hati kita yang bersih. Itulah keindahan yang hakiki.

Namun, tentu saja, kita yang biasa-biasa saja-baik penampilan maupun harta dan pangkat - tidak perlu merasa pesimistis dan kecewa. Kita masih bisa menampilkan keindahan yang mengesankan kepada siapapun. Kuncinya adalah dengan menjadi orang yang selalu tampil ramah, sopan, dan tulus.

Ramah itu Menyenangkan

Memang, keramahan itu sangat menyenangkan, tak hanya bagi orang lain yang melihatnya, terutama sekali bagi diri kita sendiri. Bukankah kita menginginkan hidup ini menyenangkan dan bahagia? Marilah kita mulai dari sikap yang paling murah dan paling ringan, tetapi paling cepat dirasakan hasilnya : hidup menjadi orang yang ramah dan santun kepada siapa pun.

Ramah itu Sehat

Ternyata, ada kunci penting selain keyakinan yangg kukuh dan mendalam kepada Alloh SWT. Kunci itu adalah ibadah yang istiqamah, juga kebeningan hati yang selalu terjaga, melimpahnya kasih sayang kepada orang lain, selain ingin membahagiakan orang, serta menyenangkan, menyelamatkan, dan menuntun sesama manusia. Semua luapan kasih sayang itu akan terpancar dari kejernihan wajah, senyum tulus, sapaan penuh rasa hormat, sikap dan tutur kata yang sangat ramah, berusaha membuat kebaikan sebelum didahului orang lain, ibarat pancaran matahari yang tersebar ke segala penjuru alam tanpa harapan agar cahaya itu kembali padanya.

Lalu, mengapa kita harus merusak tubuh dan kebahagiaan diri kita dengan sikap sombong, pemarah, dan ketus? Padahal, ternyata, bagian dari sehat yang sangat kita rindukan itu terletak pada sikap ramah dan tawadhu dari dalam diri kita sendiri.

Ramah Penakluk Amarah

Kita tentu pernah merasakannya ; Bayangkan saja, apabila Anda sedang kesal atau marah, lalu berjumpa dengan orang yang bijaksana. Baru menatap wajahnya yang jernih dan cerah saja, hati kita sudah merasa lebih sejuk daripada sebelumnya. Belum lagi perhatian yang tulus serta keramahan tutur katanya yang berbobot akan membuat emosi kita semakin terendam, bahkan bisa jadi berbalik pikiran menjadi orang yang mneyesali perbuatannya yang sebelumnya kita anggap benar.

Selamat berbahagia bagi siapa pun yang bisa bersikap ramah sekalipun terhadap orang yang berbuat tak baik kepadanya.

Ramah Perekat Silaturahmi

Jikalau sifat kasih sayang sudah melekat pada diri seseorang, akan nampak indahlah orang tersebut dan akan disukai manusia lainnya. Namun sebaliknya, apabila sifat kasih sayang sudah sirna pada diri seseorang, akan terkumpullah sifat serta perilaku buruk yang merugikan. Bisa dipastikan pula ia akan menjadi manusia yang dibenci.

Bayangkan dan amati keadaan di rumah, di kantor, atau di mana pun yang sudah tak bernuansa kasih sayang. Niscaya keadaan itu akan membuat gerah dan tak nyaman.

Berlainan halnya dengan orang yang ramah, murah senyum, ringan tangan dalam membantu orang lain. Kebaikan akan terpancar dari dirinya, siapa pun akan suka berdekatan dan berakrab-akrab dengannya. Orang akan merasakan manfaat darinya.

Ramah Ladang Amal yang Melimpah

Ternyata, di antara amal yang paling ringan, tanpa mengeluarkan harta, tenaga, biaya, bahkan mendapat keuntungan yang melimpah ruah, baik kepada sesama manusia, maupun dengan Penguasa alam semesta, adalah dengan menjadi ahli sedekah. Ini dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan sikap kita yang selalu penuh keramahan, sedekah dengan senyum yang tulus, sedekah dengan wajah yang cerah ceria, sedekah dengan ucapan salam dan tegur sapa yang sopan, sedekah dengan sikap santun penuh kemaafan, sedekah dengan pribadi lapang dada terhadap perilaku orang lain yang kurang menyenangkan, sedekah dengan membalas penghinaan dengan kata-kata yang baik.

Takkala kita melakukan perbuatan yang lebih santun dan hormat kepada orang lain, kita tidak memerlukan banyak tenaga untuk melakukannya. Cukup sebuah senyuman, dan orang lain akan lebih terkesan dengan keramahan yang kita tampilkan. Hanya sebuah senyuman semata, tidak lebih. Bukankah sedekah yang paling ringan adalah tersenyum? Mengapa memilih bersikap ketus dan sombong kalau kita bisa bersikap ramah dan santun kepada orang lain?

Pencerahan : Senyuman itu tidak memberatkan, namun banyak memberi (manfaat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar